Saat memutuskan untuk membeli rumah melalui sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Anda dan pasangan perlu memperhitungkan finansial keluarga baik-baik. Pasalnya, utang KPR memiliki jangka waktu atau tenor panjang sehingga berisiko mengganggu keuangan keluarga jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Salah satu pertimbangan mengambil KPR adalah terkait Down Payment (DP) atau uang muka. Kerap menjadi pertanyaan, lebih baik mana KPR dengan DP kecil atau besar?
Baik DP kecil atau besar, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Simak selengkapnya untuk membantu pertimbangan Anda saat membeli rumah dengan KPR.
Pertimbangan Membeli Rumah dengan DP Besar
Umumnya bank menetapkan DP minimal 30% dari harga rumah. Tidak sedikit yang membeli rumah dengan DP besar, mengingat beberapa kelebihan dan kekurangannya, seperti berikut ini.
Kelebihan DP besar
- Angsuran setiap bulan lebih ringan
Jika memiliki budget lebih, Anda bisa membayar DP minimal 50% dari harga rumah. Semakin besar DP yang Anda setorkan, pastinya akan semakin kecil juga angsuran dan bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Dengan demikian, beban utang akan semakin berkurang sehingga dana bisa dialokasikan untuk dana darurat, dana pendidikan, atau renovasi rumah.
Berikut ini perbandingan angsuran KPR dengan DP kecil atau besar.
Contoh DP besar:
Anda membeli rumah dengan harga Rp500.000.000 dengan DP 40% atau Rp200.000.000. Maka pengajuan KPR adalah Rp300.000.000 dengan tenor 15 tahun dan bunga flat 10%.
Perhitungan angsuran:
Rumus perhitungan bunga KPR: pokok kredit (p) x bunga per tahun (i) x tenor dalam satuan tahun (t) : tenor dalam satuan bulan.
=Rp300.000.000 x 10% x 15 : 180
= Rp2.500.000
Contoh DP kecil
Anda membeli rumah dengan harga Rp500.000.000 dengan DP 10% atau Rp50.000.000. Maka pengajuan KPR adalah Rp450.000.000 dengan tenor 15 tahun dan bunga flat 10%.
Perhitungan angsuran:
Rumus perhitungan bunga KPR: pokok kredit (p) x bunga per tahun (i) x tenor dalam satuan tahun (t) : tenor dalam satuan bulan.
=Rp450.000.000 x 10% x 15 : 180
= R3.750.000
- Cicilan menjadi cepat lunas
Memiliki utang untuk jangka panjang tentunya berpotensi mengganggu kondisi keuangan Anda. Dimulai dengan DP besar, Anda bisa memilih tenor dan besaran angsuran yang disesuaikan dengan kemampuan. Jika memungkinkan, Anda bisa mengambil tenor lebih pendek sehingga rumah bisa cepat lunas.
- Pengajuan KPR lebih mudah disetujui
Besaran DP rumah akan menjadi pertimbangan bank saat nasabah mengajukan KPR. Pasalnya saat memberikan persetujuan pengajuan KPR, bank mengambil suatu risiko. Jika seandainya nasabah tidak bisa membayar cicilan, maka bank mengalami resiko tidak mendapatkan uang yang dipinjam oleh nasabah.
Jika DP yang dibayarkan nasabah lebih tinggi, risiko bagi bank pun lebih rendah. Maka pengajuan KPR akan berpotensi lebih mudah disetujui.
Kekurangan DP Besar
Dibalik kelebihannya, ada kekurangan KPR dengan DP besar, yaitu risiko semakin lama memiliki rumah. Untuk bisa mengumpulkan DP dalam jumlah besar, Anda membutuhkan waktu lebih lama.
Sebagai contoh, seseorang memiliki gaji Rp6 juta dan berencana DP rumah 30% dari harga rumah Rp500 juta. Untuk bisa mengumpulkan Rp150 juta dengan alokasi dana 10% dari gaji atau Rp700 ribu, maka orang itu harus menabung selama 18 tahun.
Jika ingin mencapai target lebih cepat, maka bisa mengalokasikan dana sekitar 50% dari gaji atau Rp3 juta per bulan. Target DP rumah sebesar Rp150 juta dapat terkumpul kurang dari 5 tahun. Namun, perlu diketahui jika hal tersebut sangat berisiko pada cash flow keuangan karena perlu menghemat biaya hidup.
Pertimbangan Membeli Rumah dengan DP Kecil
Tak sedikit bank yang menawarkan program KPR dengan DP kecil untuk memudahkan calon nasabah memiliki rumah. Bahkan beberapa tahun belakangan, perumahan dengan DP 0% gencar ditawarkan semua kalangan bisa membeli rumah.
Jika Anda berencana untuk beli rumah dengan DP kecil bahkan 0%, sebaiknya pertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan DP kecil
- Bisa cepat punya rumah
Uang muka menjadi kendala seseorang yang memiliki penghasilan kecil untuk bisa membeli rumah dengan sistem KPR. Oleh karena itu, program DP kecil atau DP 0% menjadi solusinya.
Tidak perlu mengumpulkan DP selama puluhan tahun, tetapi kesempatan beli rumah bisa lebih cepat terlaksana. Dengan begitu bisa langsung menempati rumah idaman dan hanya perlu fokus membayar angsuran serta bunga setiap bulannya.
- Dana darurat aman
Misalnya saja Anda sudah memiliki uang tunai untuk membayar DP rumah dalam jumlah besar. Namun, jika KPR dengan DP kecil, Anda masih bisa mengalokasikan sisa uang untuk dana darurat. Dana ini untuk berjaga-jaga jika keluarga terkena masalah, seperti keluarga sakit, PHK, atau yang lainnya.
Tak hanya dialokasikan untuk dana darurat, sisa DP juga bisa Anda manfaatkan untuk kebutuhan pribadi, membeli furniture untuk rumah baru, atau merenovasi rumah kecil-kecilan.
Kekurangan DP kecil
Namun, perlu diingat jika KPR dengan DP kecil juga memiliki kekurangan. Pasalnya DP kecil akan berpengaruh pada jumlah cicilan per bulan yang besar. Hal ini bisa berisiko mengganggu cash flow jika tidak dipikirkan dengan matang-matang.
Tak hanya itu, pilihan DP kecil juga akan membuat tenor atau masa pinjam lebih panjang, apalagi jika penghasilan cukup kecil. Hal ini akan membuat pelunasan rumah semakin lama akibat nilai utang dan bunga yang besar.
KPR dengan DP Kecil atau Besar, Untung yang Mana?
Jadi, mana yang lebih untung, KPR dengan DP kecil atau besar? Jawabannya kembali lagi kepada kondisi keuangan Anda. Jika memiliki dana cukup, sebaiknya ambil rumah dengan DP yang besar agar cicilan setiap bulan bisa ditekan. Namun, DP kecil juga bisa menjadi solusi untuk Anda yang memiliki dana terbatas dan ingin membeli rumah cepat.
Perlu diketahui juga jika KPR rumah juga membutuhkan biaya lainnya, seperti biaya provisi, biaya administrasi, biaya notaris, biaya asuransi, dan pajak yang bisa menghabiskan belasan hingga puluhan juta rupiah. Oleh sebab itu, jika Anda sudah mengumpulkan DP, jangan keluarkan semua tabungan Anda untuk DP rumah karena Anda harus membayar biaya-biaya tersebut.
Ukur kemampuan membeli rumah KPR berdasarkan penghasilan. Anda bisa mengambil rumah yang cicilan per bulannya tidak melebihi 30% dari pendapatan. Akan semakin baik jika Anda dan pasangan mendapatkan penghasilan tambahan agar utang KPR bisa lunas dengan cepat.
Jangan lupa juga menyisihkan dana untuk membeli furniture rumah dan biaya renovasi jika Anda mengambil KPR untuk membeli rumah bekas. Pembelian rumah second yang kurang terawat memiliki risiko kerusakan seperti genteng bocor, pintu seret, dan cat tembok yang pudar. Jangan sampai tidak ada dana lebih untuk memperbaiki rumah bekas yang Anda beli.
Penutup
Demikianlah informasi seputar perbedaan beli rumah KPR dengan DP kecil atau besar. Semoga kelebihan dan kekurangan di atas bisa menjadi pertimbangan Anda.
Jika Anda berencana membeli rumah dengan sistem KPR, temukan rumah idaman di Pashouses. Pashouses memiliki ratusan rumah bekas semi dan full furnished di Jabodetabek. Seluruh rumah yang dijual di Pashouses telah melewati rangkaian pemeriksaan dan renovasi sehingga bisa langsung ditempati. Temukan rumah impian Anda di Pashouses.